Jakarta, Di penghujung tahun 2012, RSAB Harapan Kita
dibuat heboh dengan syuting sinetron Love in Paris. Syuting yang
dilakukan di ruang ICU tersebut dituding mengganggu pelayanan yang
berbuntut meninggalnya seorang bocah penderita leukemia.
Ayu Tria (9 tahun) anak dari pasangan Kurnianto Ahmad Syaiful (47) dan Roasih (36) meninggal saat hendak menjalani kemoterapi. Pada saat yang sama, ruang kosong di sebelah ICU (Intensive Care unit) dipakai untuk syuting sinetron yang antara lain dibintangi oleh Rio Dewanto.
Meski tidak berada di ruangan yang sama dengan tempat Ayu dirawat, syuting itu dirasa mengganggu pelayanan rumah sakit karena sangat berdekatan. Kurnianto mengaku tidak nyaman dengan kru syuting yang hiruk pikuk serta sorot lampu yang menyilaukan.
Buntutnya, Kementerian Kesehatan langsung menerjunkan tim untuk menyelidiki ada tidaknya kesalahan prosedur dalam penanganan pasien maupun pemberian izin untuk syuting. Bila terbukti bersalah, RSAB Harapan Kita akan mendapat sanksi berupa teguran.
Direktur utama RSAB Harapan Kita Dr Achmad Subagio mengakui adanya aktivitas syuting sinetron di sekitar ruang ICU. Namun demikian, Dr Achmad membantah bila syuting tersebut menyebabkan salah seorang pasien meninggal. Dr Achmad juga siap menghentikan syuting bila memang mengganggu pelayanan.
Dr Achmad juga menegaskan bahwa Ayu, pasien leukemia yang meninggal, sudah mendapatkan penanganan sesuai prosedur. Saat itu, pasien langsung masuk UGD (Unit Gawat Darurat) untuk distabilisasi sesuai prosedur. Setelah 2 jam stabil, barulah pasien tersebut dipindah ke ICU.
"Jadi tidak benar pasien terganggu masuk ICU gara-gara syuting. Pasien sudah mendapatkan penanganan sesuai prosedur. Memang harus dibuat stabil dulu, kadang ada yang sampai 6 jam," tandas Dr Achmad.
Ayu Tria (9 tahun) anak dari pasangan Kurnianto Ahmad Syaiful (47) dan Roasih (36) meninggal saat hendak menjalani kemoterapi. Pada saat yang sama, ruang kosong di sebelah ICU (Intensive Care unit) dipakai untuk syuting sinetron yang antara lain dibintangi oleh Rio Dewanto.
Meski tidak berada di ruangan yang sama dengan tempat Ayu dirawat, syuting itu dirasa mengganggu pelayanan rumah sakit karena sangat berdekatan. Kurnianto mengaku tidak nyaman dengan kru syuting yang hiruk pikuk serta sorot lampu yang menyilaukan.
Buntutnya, Kementerian Kesehatan langsung menerjunkan tim untuk menyelidiki ada tidaknya kesalahan prosedur dalam penanganan pasien maupun pemberian izin untuk syuting. Bila terbukti bersalah, RSAB Harapan Kita akan mendapat sanksi berupa teguran.
Direktur utama RSAB Harapan Kita Dr Achmad Subagio mengakui adanya aktivitas syuting sinetron di sekitar ruang ICU. Namun demikian, Dr Achmad membantah bila syuting tersebut menyebabkan salah seorang pasien meninggal. Dr Achmad juga siap menghentikan syuting bila memang mengganggu pelayanan.
Dr Achmad juga menegaskan bahwa Ayu, pasien leukemia yang meninggal, sudah mendapatkan penanganan sesuai prosedur. Saat itu, pasien langsung masuk UGD (Unit Gawat Darurat) untuk distabilisasi sesuai prosedur. Setelah 2 jam stabil, barulah pasien tersebut dipindah ke ICU.
"Jadi tidak benar pasien terganggu masuk ICU gara-gara syuting. Pasien sudah mendapatkan penanganan sesuai prosedur. Memang harus dibuat stabil dulu, kadang ada yang sampai 6 jam," tandas Dr Achmad.
0 Comment:
Post a Comment
Silahkan Comment, sesuka anda
asal jangan nyepam yahh...
jangan lupa follow blog ini, cantumkan link anda di sini
pasti saya folback 100%